Pengolahan limbah dapat digolongkan pada beberapa jenis meliputi: (a) sistem lumpur aktif (b) sistem trikling filter, (c) sistem RBC (Rotating Biolocal Disk), (d) sistem SBR (Sequencing Batch Reactor), (e) kolam oksidasi,(f) sistem UASB, dan (e) septik tank. Kedua sistem terakhir ini termasuk dalam kategori pengolahan limbah cair secara anaerobik.
a. sistem lumpur aktif
Sistem lumpur aktif adalah sistem pengolahan limbah dengan menggunakan biomassa sehingga menghasilkan lumpur hasil aktifitas mikroorganisme yang kemudian diendapkan. Sehingga sistem ini selalu memiliki dua proses utama yaitu adanya bioreaktor dan bak/tangki pengendapan (sedimentation tank).
Gambar 1. Bioreaktor (ditulis dengan AEROBIC TANK) dan tangki pengendapan SEDIMENTATION TANK), dua proses utama dalam sistem lumpur aktif.
Dalam tangki bioreaktor dialirkan gelembung udara (diaerasi) yang berfungsi dalam proses penguraian oleh mikroorganisme. Proses aerasi ini juga disertai pengadukan sehingga terjadi proses yang hampir sama di semua bagian bak. Suspensi biomassa dalam limbah cair yang diolah ini kemudian diteruskan ke tanki pengendapan dimana terjadi pemisahan antara biomassa dan air. Air hasil olahan ini kemudian dibuang ke lingkungan, sementara biomassa sebagian
dimasukkan kembali dalam bioreaktor dan sisanya dibuang sebagai exess sludge.
Pengolahan limbah cair dengan sistem lumpur aktif didesain dengan berbagai tujuan diantaranya : (1) penyisihan senyawa karbon (oksidasi karbon), (2) penyisihan senyawa nitrogen, (3) penyisihan fosfor dan (4) stabilisasi lumpur secara aerobik simultan.
Penyisihan senyawa karbon (organic matter) adalah proses oksidasi senyawa organik oleh mikroorganisme dibantu oksigen yang menghasilkan gas karbon dioksida. Sementara penyisihan senyawa nitrogen (eliminasi nutrien: nitrogen dan fosfor) dilakukan terutama untuk mencegah terjadinya eutrofikasi pada perairan.
Proses bioreaktor terjadi karena mikroorganisme dalam biomassa menguraikan bahan organik tersebut menjadi air, karbon dioksida dan sludge. Agar proses tersebut berjalan dengan baik maka ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
- polutan dalam limbah cair harus kontak dengan
mikroorganisme - suplai oksigen terpenuhi
- nutnien terpenuhi
- waktu tinggal (waktu kontak) terpenuhi dan
- jumlah serta jenis biomassa
Untuk mencapai proses yang sempurna diperlukan pemenuhan kriteria seperti yang disebutkan diatas. Dengan demikian, perancangan desain awal dan operasional sistem berjalan menjadi sangat penting. Parameter yang harus diperhatikan untuk sistem lumpur aktif adalah tingkat pembebanan, konsentrasi biomassa (diukur dari Mixed Liquor Suspended Solids disingkat MLSS), konsentrasi oksigen terlarut, lama waktu aerasi, umur lumpur, dan suplai oksigen.
Sumber Bishof, 1993 dalam Dirjen IKM - Deprin, 2007